Penurunan harga batu bara dalam beberapa waktu terakhir ini bukan disebabkan oleh penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT), melainkan oleh beberapa faktor lain yang mempengaruhi pasar komoditas global. Salah satu penyebab utama jatuhnya harga batu bara adalah peningkatan produksi dan pasokan global dari produsen batu bara terkemuka seperti China dan negara-negara Asia lainnya.
Tiongkok, sebagai salah satu pengguna dan produsen batu bara terbesar di dunia, telah berupaya meningkatkan kapasitas Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk mengurangi ketergantungan mereka pada batu bara sebagai sumber energi utama. Negara-negara Asia lainnya juga telah mengadopsi strategi yang sama dengan meningkatkan investasi dalam EBT untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan keberlanjutan energi.
Namun, penurunan harga batu bara tidak sepenuhnya terkait dengan upaya peningkatan kapasitas EBT ini. Masih ada faktor-faktor lain yang ikut berperan dalam menekan harga batu bara secara global. Salah satunya adalah peningkatan produksi batu bara dari negara-negara seperti Australia, Rusia, dan Amerika Serikat yang memiliki cadangan batu bara yang berlimpah.
Selain itu, permintaan batu bara juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global. Penurunan pertumbuhan ekonomi di beberapa negara, terutama di Asia, dapat mengakibatkan menurunnya permintaan energi termasuk batu bara. Hal ini juga dapat menjadi faktor penurunan harga batu bara di pasar komoditas global.
Para analis memperkirakan bahwa penurunan harga batu bara dalam beberapa waktu terakhir ini tidak hanya dipicu oleh upaya peningkatan kapasitas Energi Baru Terbarukan, melainkan juga oleh faktor-faktor lain yang menekan pasar komoditas global. Meskipun harga batu bara ambruk di tengah upaya peningkatan kapasitas EBT di China dan negara-negara Asia lainnya, penting untuk mempertimbangkan semua faktor yang mempengaruhi harga batu bara agar dapat menetapkan strategi yang tepat dalam menghadapi pasar pasar ini.