PT Pertamina EP mengumumkan bahwa injeksi karbon dioksida skala penuh di zona tujuh dapat mengurangi emisi hingga 14,6 juta ton per tahun. Zona tujuh ini mencakup field Jatibarang, Subang, dan Tambun. Asisten Manajer Hubungan Komunikasi SH Upstream Regional Jawa, Danya Dewanti, menyatakan bahwa proyeksi mereka adalah untuk melakukan injeksi karbon dioksida skala penuh ke sumur secara penuh pada tahun 2031.
“Diharapkan bahwa dengan pelaksanaan skala penuh pada tahun 2031, akan terjadi pengurangan karbon dioksida sebesar 14,6 juta ton CO2 per tahun,” ujar Danya di Bandung, Jawa Barat, seperti yang dilansir oleh Antara, Senin (23/9/2024). Danya menjelaskan bahwa implementasi injeksi karbon dioksida skala penuh bertujuan untuk memanfaatkan karbon yang dihasilkan dari proses produksi untuk meningkatkan pemulihan minyak atau enhanced oil recovery (EOR).
Metode ini juga bertujuan untuk mencapai dekarbonisasi, karena karbon dioksida yang dihasilkan akan kembali diinjeksikan ke dalam sumur. “Jadi, karbon dioksida yang dihasilkan digunakan kembali, diinjeksikan sebagai bagian dari teknologi peningkatan pemulihan minyak,” tambah Danya. Dia juga menjelaskan bahwa dalam peta jalan yang telah disusun, Pertamina EP telah melakukan injeksi awal pada tahun 2022 untuk mengevaluasi respons dari sumur.
Pada tahun 2026, perusahaan tersebut mulai menerapkan pola injeksi. Selanjutnya, pada tahun 2029, Pertamina EP akan memulai pembangunan sebelum akhirnya menerapkan injeksi skala penuh pada tahun 2031. Sebelumnya, PT Pertamina telah bermitra dengan 15 perusahaan energi internasional untuk melakukan studi bersama dalam pengembangan teknologi penangkap dan penyimpanan karbon (CCS/CCUS) di Indonesia.
Wakil Presiden Pengembangan Bisnis Pertamina, Wisnu Medan Santoso, mengakui bahwa CCS merupakan teknologi yang masih dalam tahap awal. “Kami saat ini bekerja sama dengan sekitar 15 perusahaan energi internasional untuk melakukan studi bersama dalam pengembangan CCS/CCUS di Indonesia,” ujar Wisnu di Jakarta, Selasa (10/9/2024), seperti yang dilansir oleh Antara.
Menurut Wisnu, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan ExxonMobil akan melakukan pengeboran appraisal di wilayah cekungan Sunda Asri terkait dengan pengembangan CCS/CCUS. “Selain itu, masih ada proyek skala pilot di lapangan seperti di Sukowati. Jika hasil appraisal drilling di Sunda Asri sesuai dengan rencana, FID dapat dilakukan pada tahun 2026 dan investasi dimulai pada tahun 2027,” tambah Wisnu.
Wisnu juga menekankan bahwa pengembangan CCS/CCUS oleh Pertamina di Indonesia memerlukan dukungan dari pemerintah. “Kami sedang berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk hal ini,” ujarnya.