Ketua Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia (Gaprindo) Benny Wahyudi yakin bahwa Industri Hasil Tembakau (IHT) memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pendapatan negara daripada dividen BUMN. “Kami merasa bahwa sampai saat ini, kami masih mampu untuk menggerakkan perekonomian. Industri tembakau juga menjadi sumber penerimaan negara yang signifikan, hampir mencapai 10% dari total penerimaan negara,” ungkap Benny dalam Konferensi Pers di Kantor DPP Apindo, Jakarta, pada Rabu (11/9/2024).
Benny menjelaskan bahwa kontribusi industri hasil tembakau terhadap penerimaan negara pada tahun 2022 mencapai Rp218 triliun. Namun, pada tahun 2023, kontribusi IHT sedikit mengalami penurunan menjadi Rp213,5 triliun. Meskipun demikian, jumlah tersebut masih jauh lebih besar daripada dividen BUMN. Dividen BUMN pada tahun 2022 hanya sebesar Rp40 triliun, dan meningkat menjadi Rp80 triliun pada tahun 2023.
“Jumlah itu termasuk dividen dari seluruh BUMN, termasuk Bank, Pertamina, semuanya digabung menjadi Rp80 triliun. Sedangkan kontribusi kami mencapai Rp213,5 triliun. Jadi, kami merasa bahwa industri hasil tembakau masih sangat penting,” tambahnya.
Lebih lanjut, Benny menyebut bahwa industri hasil tembakau memiliki keterkaitan yang kuat dengan sektor-sektor lainnya, baik secara backwards maupun forwards linkage. Hal ini menunjukkan bahwa industri ini memiliki hubungan yang erat antar sektor.
“Industri ini juga melibatkan berbagai pihak, seperti pedagang, petani, buruh, ritel, dan lain-lain. Oleh karena itu, saya memohon kepada Pak Franky (Wakil Ketua Umum Apindo) untuk membantu kami memperjuangkan industri kami, karena suara kami mungkin terdengar lebih kecil dibandingkan dengan suara Apindo yang mewakili seluruh kepentingan nasional,” tutupnya.