Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso baru saja melepas ekspor furnitur senilai 70.000 dolar Amerika (sekitar Rp1,11 miliar) di Klaten, Jawa Tengah, pada Jumat. Furnitur ini diproduksi oleh PT Inkase Indo Corpora dan akan dikirim ke Prancis dan Amerika Serikat (AS). Menariknya, perusahaan ini juga melibatkan UMKM untuk menyediakan aksesori furniturnya, seperti batu teraso, anyaman rotan, dan serat alami lainnya, dalam proses ekspor.
Budi menyatakan bahwa melibatkan UMKM dalam rantai pasokan ini menunjukkan betapa besarnya potensi produk UMKM untuk tembus pasar ekspor. Dia berharap pola kemitraan ini bisa diikuti oleh perusahaan lain, sehingga ekspor furnitur Indonesia bisa makin berkembang dan mendominasi pasar dunia.
Pada acara tersebut, Budi juga mengajak pelaku UMKM untuk bergabung dalam Program UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor) yang digagas oleh Kemendag. Program ini bertujuan untuk mendampingi UMKM agar produk mereka lebih siap menghadapi tantangan pasar global, baik dari segi kualitas maupun pemasaran.
Kemendag pun menyediakan berbagai fasilitas, seperti pelatihan peningkatan kualitas produk dan manajemen ekspor. Selain itu, ada juga dukungan pemasaran melalui perwakilan perdagangan Kemendag di luar negeri yang bisa membantu memasarkan produk UMKM. Tak hanya itu, Kemendag terus memperluas perjanjian dagang dengan negara mitra, agar semakin memudahkan ekspor produk-produk UMKM Indonesia.
Budi juga mengingatkan bahwa untuk mempercepat peningkatan ekspor, UMKM harus menjadi salah satu fokus utama. Di Indonesia, ada sekitar 64 juta UMKM, tetapi mayoritas usianya masih terbilang pendek, dengan rasio kewirausahaan hanya sekitar 3,47%. Padahal, untuk mencapai status negara maju, rasio kewirausahaan harus berada di kisaran 10-12%. Jadi, kita harus berusaha keras untuk meningkatkan jumlah dan kualitas UMKM kita, agar lebih banyak yang siap bersaing di pasar global.