Indonesia Bisa Hemat Devisa Mencapai Rp 83 Triliun Jika Bisa Swasembada Beras hingga Jagung

Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkap bahwa masih ada beberapa komoditas pangan yang harus diimpor dalam jumlah besar di Indonesia, seperti beras, garam, gula, dan jagung. Menurut beliau, jika Indonesia mampu mencapai swasembada untuk komoditas-komoditas tersebut, negara dapat menghemat devisa sebesar US$ 5,2 miliar atau sekitar Rp 83 triliun. “Dengan mencapai swasembada untuk keempat komoditas ini, kita bisa menggunakan uang tersebut untuk membeli pupuk pertanian dan perikanan,” kata Budi dalam rapat koordinasi terbatas bidang pangan di Jawa Timur.

Pemerintah telah membuka kuota impor sebanyak 3,6 juta ton beras tahun ini karena produksi beras dalam negeri menurun akibat fenomena El Nino. Namun, untuk meningkatkan produksi dalam negeri, pemerintah telah memutuskan untuk tidak mengimpor beras, jagung, garam, dan gula konsumsi. Budi menjelaskan bahwa keempat komoditas tersebut merupakan jenis pangan yang paling banyak diimpor selama lima tahun terakhir.

“Walaupun dalam 5 tahun terakhir kita masih mengimpor beberapa komoditas pangan dengan nilai yang cukup besar seperti beras dan garam, trennya sudah mulai menurun. Produksi beras dan jagung memang mengalami peningkatan,” ucapnya.

Dengan demikian, langkah-langkah untuk mencapai swasembada pangan di Indonesia menjadi semakin penting. Selain dapat menghemat devisa negara, hal ini juga akan meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani lokal. Semoga dengan upaya yang dilakukan pemerintah, Indonesia dapat segera mencapai swasembada untuk komoditas pangan utama seperti beras, garam, gula, dan jagung. Semangat untuk mencapai kemandirian pangan!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *